Jumat, 19 Februari 2010

DIA MUSTAHIL AKAN INGKAR JANJI

DIA MUSTAHIL AKAN INGKAR JANJI

Sahabat Hikmah...
Rasanya tidak ada seorang muslim pun yang ragu bahwa Allah akan memenuhi semua janji-janji-Nya yang diabadikan dalam Al-Quran. Allah bukan manusia , dia adalah Dzat yang Terpuji, karena itu sangat tidak mungkin Dia ingkar janji.
Tetapi kenyataannya kenapa banyak tindakan kita yang mengesankan seolah kita meragukan janji-janji-NYA itu? Mengapa kita masih juga sering mengabaikan seruan-NYA? Mudah-mudahan ini bukanlah suatu indikasi akan lemahnya kepercayaan kita pada Allah dan Al-Quran.

Sahabat Hikmah...
Marilah kita introspeksi yaitu tidak hanya menyadari kekeliruan selama ini, tetapi yang terpenting adalah segera mengganti sistem nilai / filosofi yang telah lama terlanjur masuk dalam qalbu kita dengan filosofi yang diajarkan Al-Quran, yang menjadi penggerak atau sikap mental kita dalam kehidupan sehari-hari


1). Bila selama ini kita MUDAH MARAH, mungkin dikarenakan kita masih menggunakan filosofi lama yaitu MARAH DIBOLEHKAN asalkan pada tempatnya.
Gantilah filosofi ini dengan Al-Quran

“ (Orang yang bertaqwa ) yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang MENAHAN AMARAHNYA dan MEMAAFKAN (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran : 134)


2). Bila selaam ini JIWA kita SEMPIT , mungkin dikarenakan kita menggunakan filosofi lama yaitu SABAR ADA BATASNYA.
Gantilah filosofi ini dengan filosofi Al-Quran ,

“...BERSABARLAH terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang DIWAJIBKAN Allah ( QS Luqman : 17)


3). Bila selama ini ENTENG BERBUAT DOSA , mungkin pengaruh dari filosofi lama yaitu keberadaan kita kelak, dineraka atau disurga SUDAH DITAKDIRKAN Allah.
Gantilah filosofi ini dengan ayat-ayat Al-Quran ...

“(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa TAAT kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam SURGA yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang MENDURHAKAI Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam API NERAKA sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” (QS An-Nisa : 13-14)

“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang SALEH maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat JAHAT maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba (Nya).” (QS Fushilat : 46)


4). Bila selama ini MUDAH PUTUS ASA, jangan-jangan karena digunakannya filosofi lama yaitu Allah bisa saja membebani seseorang dengan beban DI LUAR BATAS kesanggupannya. Gantilah filosofi ini dengan ayat-ayat Al-Quran ...

“Sesungguhnya Allah TIDAK BERBUAT ZALIM kepada manusia SEDIKITPUN, akan tetapi manusia itulah yang BERBUAT ZALIM kepada DIRIi mereka sendiri.”( QS Yunus :44) An-nisa :40)

“Kami tiada membebani seseorang melainkan MENURUT KESANGGUPANNYA, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka TIDAK DIANIAYA.” (QS Al-Mukminun : 62) lihat juga QS Al-Baqarah :286 ; Ath-Thalaq :7.


5). Bila selama ini kita KECEWA karena sudah merasa rajin beribadah tetapi MUSIBAH tetap saja datang, boleh jadi inipun akibat filosofi lama yaitu jika semua perintah Allah dipatuhi maka kita tidak akan diberinya musibah.
Gantilah ayat ini dengan ayat Al-Quran

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan KEBURUKAN dan KEBAIKAN sebagai COBAAN (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS Al-anbiya : 35) lihat juga QS Al-A’raaf : 168


6). Bila selama ini kita CUEK tidak tergerak dalam kegiatan IBADAH, mungkin masih terpatri filosofi lama yaitu hidup ini bagaikan WAYANG yang masing-masing peranannya sudah ditentukan sebelumnya oleh sang DALANG.
Gantilah filosofi ini dengan ayat Al-Quran :

“Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang INGIN BERIMAN hendaklah ia BERIMAN, dan barangsiapa yang INGIN KAFIR biarlah ia KAFIR". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.. (QS. Al-Kahfi : 29)

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai HATI, tetapi TIDAK DIPERGUNAKANNYA untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai MATA tetapi TIDAK DIPERGUNAKANNYA untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai TELINGA tetapi TIDAK DIPERGUNAKANNYA untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu SEPERTI binatang ternak, bahkan mereka LEBIH SESAT lagi. Mereka itulah orang-orang yang LALAI.(QS Al-Araaf :179)



7). Bila selama ini kita membebaskan keluarga kita dalam memilih agama, pastilah biang keroknya ajaran filosofi lama yaitu SEMUA AGAMA ITU SAMA karena tidak ada agama yang mengajarkan keburukan.
Gantilah filosofin lama itu dengan ayat Al-Quran .......

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS Ali Imran : 19)

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS Ali Imran : 85)

Sahabt Hikmah...
Ini hanya sebagian kecil dari introspeksi diri yang harus kita lakukan, dan masih banyak lagi sikap dan perbuatan yang harus dibenahi, untuk mencapai hidup yang HAKIKIi, bahwa hidup ini hanyalah sekedar penantian untuk mengumpulkan bekal mempersiapkan diri untuk menempuh hidup yang sebenarnya di akhir nanti ....

Allah berfirman

“Dan Kami akan memberi kamu TAUFIK (PETUNJUK) kepada jalan yang MUDAH,
Oleh sebab itu berikanlah PERINGATAN karena peringatan itu BERMANFA’AT,
Orang yang TAKUT (kepada Allah) akan mendapat PELAJARAN,
Orang-orang yang CELAKA (INGKAR) akan MENJAUHINYA.
Yaitu orang yang akan memasuki API NERAKA yang SANGAT BESAR .
Kemudian dia TIDAK MATI di dalamnya dan TIDAK (pula) HIDUP.
Sesungguhnya BERUNTUNGLAH orang yang MEMBERSIHKAN DIRI (dengan beriman),
Dan dia INGAT nama Tuhannya, lalu dia SHOLAT.
Tetapi kamu (orang-orang kafir) MEMILIH kehidupan DUNIA.
Sedang kehidupan AKHIRAT adalah LEBIH BAIK dan LEBIH KEKAL.
Sesungguhnya ini BENAR-BENAR terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,
Yaitu Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.”
( QS Al-A’laa :8-19)

Minggu, 17 Januari 2010

PUASA MENUJU PENDEWASAAN SPIRITUAL

Mengapa puasa itu disyariatkan Allah swt pada seluruh agama? Pertama, puasa adalah alat untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Hakikat keberagamaan adalah upaya untuk mendekati Allah sehingga kita menemukan puasa terdapat pada seluruh agama di dunia ini. Kedua, agama memenuhi kebutuhan spiritual atau kebutuhan rohani kita. Jika Anda seorang Antropolog, Anda tahu bahwa banyak lembaga-lembaga sosial dibentuk untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pemuasan seksual, masyarakat membentuk lembaga pernikahan. Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kekuasaan, masyarakat menciptakan sistern politik. Untuk memenuhi kebutuhan ruhaniah manusia, pada masyarakat lahir agama. Agama adalah institusi untuk rnemenuhi kebutuhan ruhaniah. Secara filosofis, kita percaya bahwa yang membedakan kita dari makhluk-makhluk lain adalah ruh. Sebagian orang menyatakan bahwa hakikat kemanusiaan seseorang terletak di dalam ruhnya.

Ada suatu penelitian tentang puasa di Barat. Penelitian itu mengamati sekelompok orang yang berpuasa. Setelah beberapa hari puasa, terjadi sesuatu yang aneh. Pikiran mereka menjadi lebih filosofis. Mereka jadi bisa berfilsafat. Seperti seorang filusuf, orang yang berpuasa itu mulai berfikir yang abstrak. Fikiran mereka tidak terbatas pada hal-hal yang konkret lagi. Di dalam ilmu Psikologi Perkembangan (Development Psychology), kita ketahui bahwa dalam perkembangan kepribadiannya, manusia mengubah-ubah bentuk kebutuhannya. Dengan kata lain, kenikmatan manusia ini berganti-ganti sesuai dengan perkembangan kepribadiannya.

Pada tingkat yang masih awal sekali dalam perkembangan kepribadian, kebutuhan manusia itu hanya berkaitan dengan hal-hal yang konkret atau hal-hal yang berwujud dan kelihatan. Pada tingkat ini, kebutuhan itu memerlukan pemuasan yang sesegera mungkin (Immediate Gratification).

Sigmund Freud bercerita tentang kesenangan anak-anak di masa kecil mereka. Menurutnya, ada tiga tahap perkembangan kenikmatan anak-anak itu. Ketiga tahap itu memiliki persamaan. Semuanya bersifat konkret, bisa dilihat, dan pemenuhannya sesegera mungkin. Kalau orang itu lapar, ia makan. Segera dia dipuaskan dengan kesenangannya pada makan dan minum. Menurut Freud, dalam periode paling awal pada perkembangan kepribadian anak, letak kenikmatan adalah pada mulut mereka. Freud menyebutnya Periode Oral.

Anak-anak menemukan kenikmatan ketika memasukkan sesuatu ke mulutnya. Kesenangan ini diperoleh dalam pengalaman pertama ketika dia menyusu pada ibunya. Dia lalu belajar untuk memasukkan apa saja ke dalam mulutnya. Pada Tingkat Oral ini, jika anak-anak diperintahkan untuk berjalan, dia akan berusaha mengambil sesuatu dan mencoba untuk memasukkannya ke mulut. Bila tidak ada sesuatu yang bisa diraih untuk diletakkan ke dalam mulutnya, dia akan memasukkan tangannya sendiri.

Pada perkembangan selanjutnya, kenikmatan itu tidak hanya terletak pada mulut. Dia mendapatkan kenikmatan ketika mengeluarkan sesuatu dari tubuhnya. Seperti ketika dia buang air besar atau buang air kecil. Masa itu disebut Masa Anal. Pada periode ini, seorang anak bisa berlama-lama di atas toilet. Dia senang melihat tumpukan kotorannya dan kadang-kadang ia mempermainkannya.

Sesudah itu, kepribadian anak berkembang lagi. Kenikmatannya sekarang bergeser. Dia memasuki satu periode yang akan mempersiapkan diri untuk menjadi orang yang lebih dewasa. Periode ini dinamakan Periode Genital. Dia senang mempermainkan alat kelaminnya dan memperlihatkannya pada orang tuanya.

Kalau teori Freud benar, maka seluruh kebutuhan pada masa kanak-kanak itu bersifat fisik. Tidak ada kebutuhan ruhaniah sedikit pun di situ. Kebutuhan kita ini berkembang. Semakin dewasa kita, semakin abstraklah kebutuhan kita. Pada orang-orang tertentu, kepribadiannya itu terhambat dan tidak bisa berkembang. Hambatan kepribadian itu disebut Fiksasi.

Misalnya ada orang yang terhambat pada pemenuhan kebutuhan oral saja. Walaupun dia sudah dewasa, dia hanya memperoleh kenikmatan pada makan dan minum saja. Perbedaannya ialah bahwa dia mengubah makan dan minum itu ke dalam bentuk simbol, misalnya dalam bentuk pemilikan kekayaan. Saya pernah diwawancarai sebuah radio di Jakarta. Saya ditanya tentang relevansi puasa dalam kehidupan modern. Saya jawab dengan merujuk kepada teori Freud.

Orang-orang modern dalam pandangan Freud adalah orang-orang yang sakit jiwa, orang-orang yang terhambat dalam perkembangan kepribadiannya. Mereka hanya mengejar kenikmatan dalam makan dan minum saja atau paling tidak mereka terhambat pada tingkat Genital. Mereka seperti anak-anak, masih mencari kenikmatan dalam mempermainkan alat kelaminnya.

Lembaga-lembaga modern dibuat untuk memenuhi kebutuhan itu; makan, minum, dan seks. Bisnis makanan sampai sekarang adalah bisnis yang paling banyak menyedot uang di dunia modern. Saya dengar asset bulanan suatu restoran fast food di Indonesia itu adalah puluhan milyar rupiah. Jadi, puluhan milyar rupiah dikeluarkan oleh orang Indonesia hanya untuk membeli sepotong burger saja. Rata-rata orang Indonesia mengeluarkan lebih dari tujuh puluh lima persen dari penghasilannya untuk makan dan minum.

Orang modern adalah orang yang kerjanya menumpuk kekayaan. Ia akan memperoleh kenikmatan dengan melihat banyaknya kekayaan yang dimilikinya. Saya ingin memberikan contoh yang sederhana. Dahulu, di salah satu kampung yang bertetangga dengan kampung saya, ada seorang ibu yang dikenal sebagai orang kaya (kaya dalam ukuran kampung). Tetapi, sehari-hari dia hanya makan dengan nasi yang amat sedikit. Lauk pauknya pun ia cari sendiri dengan merendam dirinya di sungai untuk memperoleh ikan. Pakaian yang biasa dipakainya pun sangat sederhana.

Ketika ia meninggal dunia, lemarinya dibuka. Herannya, lemari itu penuh berisi dengan pakaian yang bagus-bagus. Orang tidak pernah melihat ia memakai pakaian-pakaian itu. Ia juga meninggalkan uang yang bertumpuk-tumpuk. Orang-orang bingung. Ia menderita sepanjang hidupnya padahal ia memiliki harta yang banyak. Orang tidak tahu bahwa ibu itu memperoleh kenikmatan tidak dalam mempergunakan seluruh harta dan barangnya, tapi ia memperoleh kenikmatan ketika ia membuka lemari dan memandang hartanya itu seraya berkata pada dirinya, "Semua ini milikku."

Orang kota juga banyak yang seperti itu. Dia memperoleh kenikmatan dalam membaca laporan depositonya di bank. Kalau dia ingat, dia membuka lemari dan menyibak lembaran-lembaran depositonya. Ia tidak ingin menggunakan depositonya karena takut jumlah uang itu akan berkurang. Ada juga orang yang membeli barang-barang dan memperoleh kenikmatan dengan melihat tumpukan barang-barang itu. Sebetulnya sebagian barang itu saja sudah cukup baginya tetapi dia memperoleh kenikmatan dalam pemilikan semua barang itu.

Menurut Sigmund Freud, orang yang seperti itu bertahan dalam tahap yang kedua, yaitu tahap kenikmatan melihat kotoran. Penumpukan kekayaan yang dibeli dengan pengeluarannya itu sebetulnya adalah pemuliaan atau simbolisasi dari kenikmatan melihat kotoran. Freud juga memandang bahwa kekayaan-kekayaan yang ditumpuk itu sebetulnya adalah kotoran. Dia terhambat pada periode Anal.

Manusia yang tidak mengalami Fiksasi akan memasuki kepada tahap kebutuhan yang lebih abstrak, antara lain kebutuhan intelektual, kebutuhan akan informasi, kenikmatan dalam mengumpulkan informasi, atau kenikmatan dalam menyampaikan informasi. (Informasi itu sesuatu yang abstrak.) Abraham Maslow membuat piramida kebutuhan manusia. Semakin tinggi bagian piramida, semakin abstrak pula kebutuhannya. Pada tingkat yang paling bawah, manusia hanya memenuhi kebutuhan makan dan minum saja atau kebutuhan biologis saja.

Bila kebutuhan biologis itu sudah terpenuhi, kebutuhannya akan naik pada tingkat selanjutnya. Kebutuhan di atasnya itu adalah kebutuhan akan kasih sayang, ketenteraman, dan rasa aman. Lebih atas lagi adalah kebutuhan akan perhatian dan pengakuan. Lebih tinggi dari itu adalah kebutuhan akan self actualization atau aktualisasi diri. Dalam Islam, hal itu disebut kebutuhan akan AlTakämul Al-Rühäni, proses penyempurnaan spiritual. Itulah tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan itu.

Dari uraian yang panjang itu kita bisa menyimpulkan; semakin dewasa seseorang, semakin abstrak kebutuhannya. Kebutuhan yang paling tinggi ialah ketika orang berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan ruhaniahnya bukan kebutuhan-kebutuhan jasmaniahnya. Itulah orang yang sudah sangat dewasa. Di bulan Ramadhan kita dilatih untuk mengembangkan kepribadian kita. Kita meninggalkan tingkat Oral, Anal, dan Genital ke tingkat ruhaniah yang lebih tinggi.

Pada siang hari di bulan Puasa, kita berlatih untuk meninggalkan masa kanak-kanak kita. Kita mencoba menahan diri untuk tidak memenuhi kebutuhan Oral kita dengan tidak makan dan minum. Kita pun mencoba untuk meninggalkan tahap Genital dengan mengendalikan nafsu seks kita. Pada bulan Ramadhan, kita belajar menjadi dewasa. Di bulan itu kita berusaha untuk memenuhi kebutuhan ruhaniah kita. Kita meninggalkan keterikatan pada tubuh kita dan mulai mendekati ruh kita. Kita adalah gabungan antara ruh dan tubuh tapi dalam kenyataan sehari-hari kita ini terikat sekali dengan tubuh kita.

Seseorang yang sudah sampai pada tingkat di mana keterikatan pada ruhnya lebih besar daripada keterikatan pada tubuhnya, akan mampu untuk mengendalikan tubuhnya sendiri. Orang yang sangat terikat dengan tubuh akan mudah sekali dipengaruhi oleh perubahan cuaca. Dia bisa kedinginan kalau suhu udara turun. Dia bisa kegerahan kalau suhu udara naik. Sedangkan orang yang sudah lebih terikat kepada ruh akan bisa menciptakan tubuhnya sejuk ketika udara sangat panas. Dia pun bisa membuat tubuhnya hangat ketika udara amat dingin.

Menurut Murtadha Muthahhari, salah satu tahap dalam wilayäh atau kewalian seseorang adalah tahap di mana ia sudah bisa mengendalikan hawa nafsunya. Dia tidak akan marah ketika seharusnya marah. Dia tidak ingin membalas dendam ketika semestinya ia membalas dendam. Dia tidak sakit hati ketika orang menyakiti hatinya. Nafsunya sudah terkendalikan. Menahan makan dan minum serta menahan diri dari perbuatan zina sudah termasuk tingkat wilayah yang paling awal. Jadi di dalam bulan Puasa, Insya Allah, kita akan menjadi wali-wali Allah pada tingkat yang paling Elementer.

Jika orang sudah berhasil mengendalikan seluruh hawa nafsunya, dia akan naik kepada Wilayäh yang kedua, yaitu ketika ruhnya sudah bisa mengendalikan tubuhnya. Tingkat yang ketiga, ialah ketika ruhnya sudah bisa mengendalikan gerakan alam semesta. Kalau dia menyatakan sesuatu itu jadi, maka terjadilah sesuatu itu. Kalau dia meminta supaya pohon itu berbunga, maka berbungalah pohon itu. Dari dirinya memancar sesuatu yang menggerakan dan menggoncangkan seluruh molekul di sekitarnya.

Menurut Iqbal, orang seperti itu adalah orang yang sudah bisa menentukan takdirnya. "Kembangkan dirimu begitu rupa," kata Iqbal, "sehingga kalau Allah akan menetapkan takdirnya, Dia akan berkonsultasi dulu dengan kamu. Kalau Allah akan mematikan kamu, Dia akan bertanya dulu: Apakah kamu akan mati sekarang atau nanti." Orang tersebut sudah mencapai tingkat kewalian yang ketiga. Ketika dia bisa menentukan takdir, menggenggam takdir ditangannya, dan tidak lagi tunduk kepada takdir. Bahkan Allah menentukan takdir dengan berkonsultasi terlebih dahulu kepadanya.

Bulan Puasa adalah suatu bulan ketika kita paling tidak dihantarkan untuk mengendalikan hawa nafsu. Lalu bagaimana kalau di bulan Puasa ada orang yang berhasil mengendalikan makan, minum, dan seksnya tetapi dia tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya? Itu berarti orang itu tidak masuk ke tingkat wali yang paling Elementer sekali pun. Orang seperti ini tidak makan dan minum tapi mudah tersinggung. Ia mudah marah dan mencaci maki orang lain. Ia tidak bisa mengendalikan mulutnya. Ketika ceramah di bulan Puasa, dia menghantam golongan lain yang tidak sepaham dengannya. Sebenarnya orang itu menderita Fiksasi. Dia terhambat dalam perkembangan kepribadiannya, dia belum bisa mengendalikan hawa nafsunya.

Bagaimana kita meningkatkan tingkat kewalian atau wiläyah kita ini? Kita dapat berpedoman pada hadits-hadits Qudsi. Hadits Qudsi adalah petunjuk Allah bagi yang ingin mendekati-Nya. Dengan latar belakang psikologis yang panjang di atas, saya akan mengantarkan Anda kepada hadits-hadits Qudsi yang membimbing kita untuk menjalankan ibadah puasa.

Ketika kita lapar, umumnya kita mudah sekali tersinggung. Kalau kita diganggu orang, kita ingin sekali untuk marah. Namun Allah menghendaki kita di bulan Ramadhan ini untuk mengekang amarah kita. Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang mengendalikan marahnya di bulan Ramadhan, Allah akan menahan murka-Nya pada Hari Kiamat nanti." Kita menahan amarah kita demi memenuhi kehendak Allah.

Sebetulnya setiap hari kita dihadapkan pada dua pilihan. Apakah kita akan memenuhi kehendak Allah atau memenuhi kehendak diri kita sendiri. Allah berkehendak agar kita mencari nafkah yang halal untuk membiayai keluarga kita. Bila kita memiliki kelebihan harta, Allah berkehendak agar kelebihan itu dibagikan kepada hamba-hambaNya. Tapi jika kita mempunyai kelebihan rizki, kehendak kita adalah memakai kelebihan itu untuk memenuhi keperluan konsumtif kita. Kita tumpuk makanan berlebih untuk kita santap ketika berbuka puasa. Seakan suatu kompensasi akan ketidakmakanan dan ketidakminuman kita di siang hari.

Perbedaan wanita dan laki2

Perbedaan wanita dan laki2

-Kaum feminis bilang susah jadi wanita, lihat saja peraturan dibawah ini:

1. Wanita
Auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.

2. Wanita
Perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.

3. Wanita
Saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.

4. Wanita
Menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.

5. Wanita
Perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.

6. Wanita
Wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.

7. Talak
Terletak di tangan suami dan bukan isteri.


8. Wanita
Kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.

Itu sebabnya,
Mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA".


Tapi, pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya) ?

1. Ibarat Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik,sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan?
Itulah bandingannya dengan seorang WANITA.


2. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali
lebih utama daripada kepada bapaknya?


3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan,ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.


4. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak,tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan olehsegala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya.


5. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita, yaitu :
Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya.
Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki,yaitu :
suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.


6. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang
disukainya, cukup dengan 4 syarat saja,yaitu: Sholat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.


7. Seorang Lelaki, wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya, serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fi sabilillah.


Demikian sayangnya ALLAH pada wanita... kan
Yakinlah,
Bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia.
Jagalah isterimu karena dia perhiasan, pakaian dan ladangmu, sebagaimana Rasulullah pernah mengajarkan agar kita (kaum lelaki) berbuat baik selalu (gently) terhadap isterimu.

Adalah sabda Rasulullah bahwa ketika kita memiliki dua atau lebih
anak perempuan, mampu menjaga dan mengantarkannya menjadi muslimah yang baik,
maka surga adalah jaminannya. (untuk anak laki2 berlaku kaidah yang berbeda).

Berbahagialah wahai para muslimah! Jangan risau hanya untuk apresiasi absurd dan semu di dunia ini. Tunaikan dan tegakkan kewajiban Agamamu, niscaya surga menantimu... Amin

Sabtu, 09 Januari 2010

DISAYANG GUSTI ALLAH


Suatu sore terlihat seorang pemuda datang ke seorang kyai. Raut mukanya kusut, pandangannya loyo. Baju bermerk yang ia kenakan tidak bisa menutupi kegelisahan yang ada di kening kepalanya.

”Pusing saya, Kyai ....”

”Kenapa harus pusing ? ” tanya sang kyai.

”Menurut saya, saya tidak pernah berbuat yang aneh-aneh. Saya sholat seperti biasa, shalat malam juga saya amalkan. Baca Al Qur’an rutin saya amalkan. Namun.......... mengapa bisnis saya tertipu, saya tertipu rekan bisnis saya. Saya percayai ia...namun apa balasannya ? Ia bawa kabur ratusan juta rupiah uang saya ..”

”Ya...kamu tetap lakukan seperti biasanya, bahkan tingkatkan lagi...LEBIH DEKATKAN LAGI SAMA GUSTI ALLAH...apa yang terjadi padamu saat ini..merupakan tanda-tanda KAMU LAGI DISAYANG GUSTI ALLAH” jawab sang Kyai.

Mendengar jawaban sang Kyai, pemuda itupun tambah bengong dan bingung. Logika berfikirnya tidak masuk, namun untuk menanyakan lebih lanjut iapun tidak berani. Dengan kegelisahan yang masih menggelayut di kepalanya iapun pamitan pulang. Sesampai di rumah, ia pandangi dirinya sendiri di depan cermin, iapun berkata dalam hati...”menyedihkan....”.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Kalau dulu sisa uang masih bisa ia pergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, lambat laun semakin menipis, hingga pada suatu hari iapun terpaksa memecah celengan, tempat ia kumpulkan koin lima ratus dan seratus rupiah. Dengan tersayat – sayat hatinya iapun terpaksa memecah celengan itu, padahal semula celengan itu hanya sebagai tempat penyimpanan uang recehan yang menurutnya pada saat itu, tidak ada manfaatnya selain sebagai pemberian kepada ”polisi cepe” saat melintas di jalan.

Tahun berganti tahun pemuda ini ia lalui, dalam hari – harinya dalam kesulitan ia selalu terngiang-ngiang kata – kata sang Kyai, ” ...LEBIH DEKATKAN LAGI SAMA GUSTI ALLAH...apa yang terjadi padamu saat ini..merupakan tanda-tanda KAMU LAGI DISAYANG GUSTI ALLAH”.

Iapun terus mengevaluasi diri tentang kekurangan ibadahnya kepada Allah, tidak hanya ibadah lahiriah namun lebih ke aspek batiniah ia sedikit – demi sedikit diperbaiki. Tanpa terasa lambat laun keadaan ekonominya berubah. Uang yang dulu tertipu rekan bisnisnya, telah kembali berlipat – lipat dari kemajuan usahanya.

Suatu saat iapun bersilaturahim kepada kyai yang dulu ia temui. Setelah berbincang sejenak, si pemuda itupun berkata kepada Kyai.
”Alhamdulillah kyai, dari pengalaman saya tertipu rekan bisnis saya yang dulu saya bisa belajar tentang bersyukur Rama Kyai ....”
” O...begitu, alhamdulillah...” jawab Kyai.

” Coba kalau saya tidak tertipu, saya tidak bisa merasakan arti sejumlah recehan yang dulu saya remehkan...Rama Kyai. Saat dalam kekurangan ... uang recehan itu ternyata begitu berarti...., saya bisa merasakan betapa sesuatu yang sangat remeh menurut anggapan kita...ternyata berharga sekali...dan saya yakin, masih banyak rekan – rekan saya yang bernasib dibawah saya.” Kata Sang Pemuda.

” Alhamdulillah...berarti kamu SUDAH BISA MERASAKAN ARTI SYUKUR....terus, kamu kesini kok, pakai mobil butut...padahal duit kamu kan sudah banyak...JANGAN-JANGAN KAMU MALAH NGGA BERSYUKUR? ”, tanya Kyai dengan senyuman.

”Bukan begitu Rama Kyai, insya Allah saya bisa beli mobil yang jauh lebih mewah....tapi saya takut Rama Kyai.... saya selalu berdo’a, ”Ya Allah, jadikanlah dunia di tangan kami, tetapi jangan Engkau menjadikannya dalam hati kami....”, makanya saya berusaha lebih sederhana rama kyai..”

Mendengar jawaban pemuda, Kyaipun tersenyum agak lebar, kemudian berkata, ”Alhamdulillah...semoga banyak pemuda yang berprinsip sama seperti kamu.....namun, kamu juga harus hati – hati, tanyakan dalam hatimu....sikapmu itu...KARENA TULUS , atau KARENA INGIN DIANGGAP SEDERHANA.....INGIN DIANGGAP ZUHUD....”


Ketika mendengar uraian sang kyai yang terakhir, ”...ingin dianggap sederhana.....ingin dianggap zuhud....”, hati pemuda itupun bergetar...., iapun lantas menunduk, lantas berkata, ”Ya...Kama Kyai...saya masih harus belajar ....”.


Sahabat……

Sukses tidak ada hubungan dengan menjadi kaya raya,
Sukses itu tidak serumit/serahasia seperti kata para pakar,

SUKSES adalah KITA!
Karena kesuksesan terbesar ADA pada DIRI KITA SENDIRI.

Bagaimana Kita tercipta dari pertarungan jutaan sperma untuk membuahi 1 ovum, itulah sukses pertama Kita!

Bagaimana Kita bisa lahir dengan anggota tubuh sempurna tanpa cacat, itulah kesuksesan Kita kedua...

Ketika Kita ke sekolah bahkan bisa menikmati studi sarjana, di saat tiap menit ada 10 siswa drop out karena tidak mampu bayar SPP, itulah sukses Kita ketiga....

Ketika Kita mempunyai pekerjaan, di saat 46 juta orang menjadi pengangguran, itulah sukses Kita keempat....

Ketika Kita masih bisa makan tiga kali sehari, di saat ada 3 juta orang mati kelaparan setiap bulannya, itulah kesuksesan Kita yang kelima...

Sukses terjadi setiap hari, namun Kita tidak pernah menyadarinya. ..

Saya sangat tersentuh ketika menonton film "Click!" yg dibintangi Adam Sandler, "Family comes first" (dahulukan keluarga) , begitu kata2 terakhir kepada anaknya sebelum dia meninggal.

Saking sibuknya Si Adam Sandler ini mengejar kesuksesan, ia sampai tidak sempat meluangkan waktu untuk anak & istrinya, bahkan tidak sempat menghadiri hari pemakaman ayahnya sendiri, keluarga nya pun berantakan, istrinya yang cantik menceraikannya, anaknya jadi ngga kenal siapa ayahnya...

Sukses selalu dibiaskan oleh penulis buku laris supaya bukunya bisa terus2an jadi best seller dengan membuat sukses menjadi hal yg rumit dan sukar didapatkan.

Sukses tidak melulu soal harta, rumah mewah, mobil sport, jam Rolex, pensiun muda, menjadi pengusaha, punya kolam renang/helikopter, punya istri cantik seperti Donald Trump & resort mewah di Karibia...

Sukses sejati adalah hidup dengan penuh syukur atas segala rahmat Tuhan, sukses yang sejati adalah menikmati & bersyukur atas setiap detik kehidupan Kita,

Pada saat Kita gembira, Kita gembira sepenuhnya, sedangkan pada saat Kita sedih, Kita sedih sepenuhnya, setelah itu Kita sudah harus bersiap lagi menghadapi episode baru lagi.

Sukses sejati adalah hidup benar di jalan Allah, hidup baik, tidak menipu, saleh & selalu rendah hati.

Sukses itu tidak lagi menginginkan kekayaan ketimbang kemiskinan, tidak lagi menginginkan kesembuhan ketimbang sakit, sukses sejati adalah bisa menerima sepenuhnya kelebihan, keadaan dan kekurangan Kita apa adanya dengan penuh syukur.

Pernahkah Kita menyadari?

Kita sebenarnya tidak membeli suatu barang dengan uang. Uang hanyalah alat tukar, Kita sebenarnya membeli rumah dari waktu Kita.

Ya, Kita mungkin harus kerja siang malam utk bayar KPR selama 15 tahun atau beli mobil/motor kredit selama 3 tahun. Itu semua sebenarnya Kita dapatkan dari membarter waktu Kita, Kita menjual waktu Kita dari pagi hingga malam kepada penawar tertinggi untuk mendapatkan uang supaya bisa beli makanan, pulsa telepon dll.

Aset terbesar Kita bukanlah rumah/mobil Kita, tapi diri Kita sendiri, Itu sebabnya mengapa orang pintar bisa digaji puluhan kali lipat dari orang bodoh.

Semakin berharga diri Kita, semakin mahal orang mau membeli waktu Kita.

Itu sebabnya kenapa harga 2 jam-nya Kiyosaki bicara ngalor ngidul di seminar bisa dibayar 200 juta atau harga 2 jam seminar Pak Tung Desem Waringin bisa mencapai 100 juta!!!

Itu sebabnya kenapa Nike berani membayar Tiger Woods & Michael Jordan sebesar 200 juta dollar, hanya untuk memakai produk Nike. Suatu produk bermerk menjadi mahal/berharga bukan karena merk-nya, tapi karena produk tsb dipakai oleh siapa.

Itu sebabnya bola basket bekas dipakai Michael Jordan diperebutkan, bisa terjual 80 juta dollar, sedangkan bola basket bekas dengan merk sama, bila kita jual harganya justru malah turun.

Beginilah hidup di Dunia yang sejenak ini, kita seperti mengejar fatamorgana, bila dilihat dari jauh, mungkin kita melihat air/emas di kejauhan, namun ketika kita kejar dng segenap tenaga kita & akhirnya kita sampai, yang kita lihat yah cuman pantulan sinar matahari/corn flakes saja.

Kita juga sudah sadar semuanya tentang hidup ini namun masih lebih suka mengejar fatamorgana tsb ketimbang menghabiskan waktu Kita yg sangat berharga bersama dengan orangtua yg begitu mencintai Kita, memeluk hangat suami / istri / kekasih Kita, mengatakan "I love you" kepada org2 yang Kita cintai: orang tua, istri, suami, anak, sahabat2 Kita.
JANGAN MERASA PALING SHALEH

”Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.”(QS, al-Hujurat [49]: 13)

Dua orang laki-laki bersaudara . Mereka sudah yatim piatu sejak remaja. Keduanya bekerja pada sebuah pabrik kecap .

Mereka hidup rukun , dan sama-sama tekun belajar agama. Mereka berusaha mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.

Untuk datang ke tempat pengajian, mereka acap kali harus berjalan kaki untuk sampai ke rumah Sang Ustadz. Jaraknya sekitar 10 km dari rumah peninggalan orangtua mereka.

Suatu ketika sang kakak berdo’a memohon rejeki untuk membeli sebuah mobil supaya dapat dipergunakan untuk sarana angkutan dia dan adiknya, bila pergi mengaji. Allah mengabulkannya, jabatannya naik, dia menjadi kepercayaan sang direktur. Dan tak lama kemudian sebuah mobil dapat dia miliki. Dia mendapatkan bonus karena omzet perusahaannya naik.

Lalu sang kakak berdo’a memohon seorang istri yang sempurna, Allah mengabulkannya, tak lama kemudian sang kakak bersanding dengan seorang gadis yang cantik serta baik akhlaknya.

Kemudian berturut-turut sang Kakak berdo’a memohon kepada Allah akan sebuah rumah yang nyaman, pekerjaan yang layak, dan lain-lain. Dengan itikad supaya bisa lebih ringan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dan Allah selalu mengabulkan semua do’anya itu.

Sementara itu, sang Adik tidak ada perubahan sama sekali, hidupnya tetap sederhana, tinggal di rumah peninggalan orang tuanya yang dulu dia tempati bersama dengan Kakaknya. Namun karena kakaknya sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat mengikuti pengajian, maka sang adik sering kali harus berjalan kaki untuk mengaji kerumah guru mereka.

Suatu saat sang Kakak merenungkan dan membandingkan perjalanan hidupnya dengan perjalanan hidup adiknya. Dia dia teringat bahwa adiknya selalu membaca selembar kertas saat dia berdo’a, menandakan adiknya tidak pernah hafal bacaan untuk berdo’a.

Lalu datanglah ia kepada adiknya untuk menasihati adiknya supaya selalu berdo’a kepada Allah dan berupaya untuk membersihkan hatinya, ” Dik, sesungguh ketidak mampuan kita menghapal quran, hadits dan bacaan doa. bisa jadi karena hati kita kurang bersih.. “

Sang adik Mengangguk, hatinya terenyuh dan merasa sangat bersyukur sekali mempunyai kakak yang begitu menyayanginya, dan dia mengucapkan terima kasih kepada kakaknya atas nasihat itu.

Suatu saat sang adik meninggal dunia, sang kakak merasa sedih karena sampai meninggalnya adiknya itu tidak ada perubahan pada nasibnya sehingga dia merasa yakin kalau adiknya itu meninggal dalam keadaan kotor hatinya sehubungan do’anya tak pernah terkabul.

Sang kakak membereskan rumah peninggalan orang tuanya sesuai dengan amanah adiknya untuk dijadikan sebuah mesjid. Tiba-tiba matanya tertuju pada selembar kertas yang terlipat dalam sajadah yang biasa dipakai oleh adiknya yang berisi tulisan do’a, diantaranya Al-fatehah, Shalawat, do’a untuk guru mereka, do’a selamat dan ada kalimah di akhir do’anya:

“Ya, Allah. tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Mu,
Ampunilah aku dan kakak ku, kabulkanlah segala do’a kakak ku,
Jadikan Kakakku selalu dalam lindungan dan cinta-Mu,
Bersihkanlah hati ku dan berikanlah kemuliaan hidup untuk kakakku
didunia dan akhirat.”

Sang Kakak berlinang air mata dan haru biru memenuhi dadanya.Dia telah salah menilai adiknya. Tak dinyana ternyata adiknya tak pernah sekalipun berdo’a untuk memenuhi nafsu duniawinya.

Kekayaan, kemiskinan, kebaikan, keburukan dan setiap musibah yang menimpa manusia merupakan ujian dari Allah swt. yang diberikan kepada hambanya. Itu bukan ukuran kemuliaan atau kehinaan seseorang. Janganlah bangga karena kekayaan dan janganlah putus asa karena kemiskinan..........
DO’A SEORANG WANITA UNTUK LELAKI PUJAANNYA


Aku berdoa …untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku…
Seorang pria yang sungguh mencintai-MU… lebih dari segala sesuatu.
Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya… setelah Engkau.
Seorang pria yang hidup bukan hanya untuk dirinya sendiri… tetapi untuk-MU.
Seorang pria yang yang mempunyai hati sungguh mencintai dan haus akan Engkau
… dan memiliki keinginan untuk mentauladani sifat-sifat Agung-MU.
Seorang pria yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup… sehingga hidupnya tidaklah sia-sia.
Seorang pria yang mempunyai hati yang bijak… bukan hanya sekedar otak yang cerdas.
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku… tetapi juga menghormatiku.
Seorang pria yang tidak hanya memujaku… tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah.
Seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikanku… tetapi karena hatiku.
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku… dalam tiap waktu & situasi.
Seorang pria yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita… ketika di sampingnya.
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku… sebagai peneguhnya.
Seorang pria yang membutuhkan do’aku… untuk kehidupannya.
Seorang pria yang membutuhkan senyumanku… untuk mengatasi kesedihannya.
Seorang pria yang membutuhkan diriku… untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.

…Dan aku juga meminta…
Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat seorang pria itu bangga.
Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintai-MU…
Sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-MU,
Bukan mencintainya dengan sekedar cintaku.

Berikanlah sifat-MU yang lembut …
Sehingga kecantikanku datang dari-MU… bukan dari luar diriku.

Berikan aku tangan-MU…
Sehingga aku selalu berdo’a untuknya.

Berikanlah aku penglihatan-MU…
Sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya… dan bukan hal buruk saja.

Berikanlah aku mulut-MU…
Yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaan-MU dan pemberi semangat…
Sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari…
Dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi.

...Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu…
Aku berharap… kami berdua dapat mengatakan …
“Betapa besarnya Engkau… karena telah memberikan kepadaku seorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna.”

Aku tahu bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat …
Dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang kau tentukan…

Amiiiin…
CUKUP KEMATIAN SEBAGAI NASEHAT


Sahabat ...
Kematian itu PASTI datangnya...

Cukuplah kematian sebagai pelajaran buat kita
Cukuplah kematian sebagai nasehat buat kita

Kemanapun kita pergi...
Kepada siapapun kita berlindung...
Dengan apapun kita menghindar...
Bila sudah saatnya KEMATIAN datang...
Kita tidak bisa pergi, berlindung atau menghindar...

“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu KEMATIAN!”
(HR. Tirmidzi)

Berbahagialah hamba-hamba Allah yang senantiasa bercermin dari kematian.
Tak ubahnya seperti guru yang baik, kematian memberikan banyak pelajaran, membingkai makna hidup, bahkan mengawasi alur kehidupan agar tak lari menyimpang.

Nilai-nilai pelajaran yang ingin diungkapkan guru kematian begitu banyak, menarik, bahkan menenteramkan. Di antaranya adalah apa yang mungkin sering kita rasakan dan lakukan.

# Kematian mengingatkan bahwa WAKTU SANGAT BERHARGA
Tak ada sesuatu pun buat seorang mukmin yang mampu mengingatkan betapa berharganya nilai waktu selain kematian. Tak seorang pun tahu berapa lama lagi jatah waktu pentasnya di dunia ini akan berakhir. Sebagaimana tak seorang pun tahu di mana kematian akan menjemputnya.

Ketika seorang manusia melalaikan nilai waktu pada hakekatnya ia sedang menggiring dirinya kepada jurang kebinasaan. Karena tak ada satu detik pun waktu terlewat melainkan ajal kian mendekat. Allah swt mengingatkan itu dalam surah Al-Anbiya ayat 1, “Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).”

Ketika jatah waktu terhamburkan sia-sia, dan ajal sudah di depan mata. Tiba-tiba, lisan tergerak untuk mengatakan, “Ya Allah, mundurkan ajalku sedetik saja. Akan kugunakan itu untuk bertaubat dan mengejar ketinggalan.” Tapi sayang, permohonan tinggallah permohonan. Dan, kematian akan tetap datang tanpa ada perundingan.
Allah swt berfirman dalam surah Ibrahim ayat 44, “Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang zalim: ‘Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul….”

# Kematian mengingatkan bahwa KITA BUKAN SIAPA-SIAPA
Kalau kehidupan dunia bisa diumpamakan dengan pentas sandiwara, maka kematian adalah akhir segala peran. Apa pun dan siapa pun peran yang telah dimainkan, ketika sutradara mengatakan ‘habis’, usai sudah permainan. Semua kembali kepada peran yang sebenarnya. Lalu, masih kurang patutkah kita dikatakan orang gila ketika bersikeras akan tetap selamanya menjadi tokoh yang kita perankan. Hingga kapan pun. Padahal, sandiwara sudah berakhir.

Sebagus-bagusnya peran yang kita mainkan, tak akan pernah melekat selamanya. Silakan kita bangga ketika dapat peran sebagai orang kaya. Silakan kita menangis ketika berperan sebagai orang miskin yang menderita. Tapi, bangga dan menangis itu bukan untuk selamanya. Semuanya akan berakhir. Dan, peran-peran itu akan dikembalikan kepada sang sutradara untuk dimasukkan kedalam laci-laci peran.

Teramat naif kalau ada manusia yang berbangga dan yakin bahwa dia akan menjadi orang yang kaya dan berkuasa selamanya. Pun begitu, teramat naif kalau ada manusia yang merasa akan terus menderita selamanya. Semua berawal, dan juga akan berakhir. Dan akhir itu semua adalah kematian.

# Kematian mengingatkan bahwa KITA TAK MEMILIKI APA-APA
Fikih Islam menggariskan kita bahwa tak ada satu benda pun yang boleh ikut masuk ke liang lahat kecuali kain kafan. Siapa pun dia. Kaya atau miskin. Penguasa atau rakyat jelata Semuanya akan masuk lubang kubur bersama bungkusan kain kafan. Cuma kain kafan itu. Itu pun masih bagus. Karena, kita terlahir dengan tidak membawa apa-apa. Cuma tubuh kecil yang telanjang.

Lalu, masih layakkah kita mengatasnamakan kesuksesan diri ketika kita meraih keberhasilan. Masih patutkah kita membangga-banggakan harta dengan sebutan kepemilikan. Kita datang dengan tidak membawa apa-apa dan pergipun bersama sesuatu yang tak berharga.

Ternyata, semua hanya peran. Dan pemilik sebenarnya hanya Allah. Ketika peran usai, kepemilikan pun kembali kepada Allah. Lalu, dengan keadaan seperti itu, masihkah kita menyangkal bahwa kita bukan apa-apa. Dan, bukan siapa-siapa. Kecuali, hanya hamba Allah. Setelah itu, kehidupan pun berlalu melupakan peran yang pernah kita mainkan.

# Kematian mengingatkan bahwa HIDUP ADALAH SEMENTARA
Kejayaan dan kesuksesan kadang menghanyutkan anak manusia kepada sebuah khayalan bahwa ia akan hidup selamanya. Hingga kapan pun. Seolah ia ingin menyatakan kepada dunia bahwa tak satu pun yang mampu memisahkan antara dirinya dengan kenikmatan saat ini.

Ketika sapaan kematian mulai datang berupa rambut yang beruban, tenaga yang kian berkurang, wajah yang makin keriput, barulah ia tersadar. Bahwa, segalanya akan berpisah. Dan pemisah kenikmatan itu bernama kematian. Hidup tak jauh dari siklus: awal, berkembang, dan kemudian berakhir.

# Kematian mengingatkan bahwa HIDUP BEGITU BERHARGA
Seorang hamba Allah yang mengingat kematian akan senantiasa tersadar bahwa hidup teramat berharga. Hidup tak ubahnya seperti ladang pinjaman. Seorang petani yang cerdas akan memanfaatkan ladang itu dengan menanam tumbuhan yang berharga. Dengan sungguh-sungguh. Petani itu khawatir, ia tidak mendapat apa-apa ketika ladang harus dikembalikan.

Mungkin, inilah maksud ungkapan Imam Ghazali ketika menafsirkan surah Al-Qashash ayat 77, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia…” dengan menyebut, “Ad-Dun-ya mazra’atul akhirah.” (Dunia adalah ladang buat akhirat)
Orang yang mencintai sesuatu takkan melewatkan sedetik pun waktunya untuk mengingat sesuatu itu. Termasuk, ketika kematian menjadi sesuatu yang paling diingat. Dengan memaknai kematian, berarti kita sedang menghargai arti kehidupan.